Kisah Dua Hati Yang Mencari Keridhoan Rabbnya
Muhammad Idris. Ya begitulah nama lengkapnya, Kakak tingkatku yang sangat ku kagumi sejak aku kelas 1 SMP. Karena aku dan dia satu sekolah maka tak heran jika aku dapat mengenalnya. Pada mulanya aku hanya kagum akan prestasi yang sering ia raih dan akhlaknya yang baik. Walau pada waktu itu aku dan dia tak begitu dekat hanya saling memberi senyuman namun itu sudah cukup bagiku karena pada waktu itu aku tak begitu menaruh hati padanya walau seringkali aku terpikir akan dirinya. Dan seiring waktu berlalu, dia seorang ikhwan yang sangat aku kagumi pun harus pergi karena pada waktu itu telah tiba saat dimana ia harus meninggalkan sekolah tercintanya dan melanjutkan perjuangannya ke SMA.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini tiba saatnya dimana aku harus meninggalkan sekolah tercinta yang selama ini telah menjadi tempatku untuk menuntut ilmu. SMP N 1 UNGGUL TEBING TINGGI, aku akan meninggalkan sekolah ini untuk melanjutkan perjuanganku dalam menggapai cita–cita ku ke SMA. Setelah ku lewati berbagai macam ujian untuk dapat menjadi siswi di sekolah yang bernama SMA N 1 UNGGUL TEBING TINGGI akhirnya tiba masanya dimana kami para siswa dan siswi baru harus mengikuti kegiatan MOS.
Nah di sana kami diajarkan untuk menjadi pribadi yang mandiri, tegas, dan disiplin dalam segala hal. Bagiku masa MOS adalah masa yang sangat menjengkelkan! Karena di sana kami harus berpakaian seperti halnya orang gila kenapa tidak?! pada masa MOS berlangsung kami harus menjawab dan membawa teka–teki dari Kakak tingkat yang menjadi pengurus OSIS. Dan jika salah kami akan mendapat hukuman entah itu harus lari di lapangan atau menyatakan cinta kepada seseorang dan lain-lain, sudah terbayang bukan betapa jengkelnya aku akan hal–hal tersebut, yah walupun pada akhirnya semua itu harus ku lakukan.
Masa MOS pun selesai dalam waktu 3 hari, kalian tahu betapa senangnya aku karena masa MOS pun telah selesai horeeeee.. hehehe, karena masa MOS telah selesai kini tibalah saat-saat di mana aku akan meninggalkan seragam lamaku putih biru ke seragamku yang baru yaitu putih abu–abu.
Pada hari senin hari pertama aku sekolah di sekolah baruku SMA N 1 UNGGUL TEBING TINGGI pagi itu kami mengikuti upacara seperti biasa yang selalu aku lakukan saat di SMP, pagi setelah upacara bendera merah putih selesai aku dan siswa siswi lainnya pun pergi menuju kelasnya masing–masing, di sekolah baruku aku menjadi siswi di kelas X.4 di kelas itu aku mendapatkan sahabat baru.
Awalnya kami memberi nama persahabatan ini adalah MISS KEPO karena semua anggotanya adalah orang–orang yang kepo tetapi karena hal–hal tertentu persahabatan kami pun terpecah menjadi 2 kumpulan satu bernama gang bayangon sedangkan kumpulan aku dan sahabatku bernama kumpulan islam ia ISLAM indah bukan? ISLAM adalah nama agama yang sangat indah dan rahmat bagi seluruh alam.
Di kumpulan islam kami beranggota kan 6 orang yang bernama Dinda Septiara Menaka -Saya Sendiri- Dian Rofita Indah Nurmansya, Gustin Martatira, Nova, Shinta Agusti, dan Tasya Yoandhita. Oh iya ada satu lagi Kakak tingkatku yang sangat baik padaku, aku sering memanggilnya ayuk destian. Dia adalah Kakak kelas yang baik dan ramah kepadaku. Sobat kalian tahu kan di dalam persahabatan itu sering kali terjadi pertengkaran. Nah begitu pula halnya dengan persahabatan kami, walau aku dan sahabatku mempunyai keunikannya masing-masing namun pertengkaran itu pasti akan datang, seperti halnya makna dari kata–kata berikut.
“Tidak Ada Persahabatan Yang Sempurna Di Dunia Ini, Yang Ada Hanya Orang–Orang Yang Berusaha Sebisa Mungkin Untuk Membuatnya Sempurna” -Cuplikan Novel Refrain, penulis Winna Efendi. Maka dari itu aku selalu berusaha menjaga persahabatan ini agar tetap utuh, selalu kompak hingga perpisahaan nanti. Insya allah.
Di suatu pagi ketika aku pergi sekolah, aku melihat seseorang yang sedang menaiki kendaraan yang ada di belakang sepeda motor yang saat ini sedang dikendarai oleh Papaku, aku melihatnya sedang melihat ke arahku dan kalian tahu siapakah itu. Ia adalah seniorku di SMA ini, ya siapa lagi kalau bukan seorang ikhwan yang dulu selalu ku kagumi dan kak Raka yang saat itu menjadi pengurus OSIS yang membina kami pada waktu MOS.
Kalian tahu? aku dan seorang ikhwan yang aku kagumi bertemu kembali karena kami kembali satu sekolah, oh my allah? betapa senangnya aku dapat melihat senyuman manisnya yang selalu membuat diri ini tersipu malu? hehe. Sesampainya aku di sekolah, aku pun berjalan cepat untuk ke kelas karena hari itu adalah hari selasa, ia Selasa hari dimana aku mendapatkan giliran untuk piket di kelasku X.4. Tak lama setelah aku sampai di sekolah Kak Idris dan kak Raka pun sampai.
Karena kak Raka akan memarkir motornya di parkiran maka Kak Idris pun berjalan lebih dulu ke kelasnya dan dia pun berjalan di belakangku, sempat terpikir olehku akankah dia memanggilku? tetapi pikiran itu segera ku hilangkan, karena aku tak mau menyakiti kekasih sejatiku (allah swt) dan aku pun segera berjalan lebih cepat lagi dan saat aku berjalan menjauh darinya langkahku pun terhenti karena ku dengar ada yang memanggilku. Tahukah kalian siapa yang memangggilku? awalnya aku tak begitu percaya bahwa dia yang memanggilku, iya dia ikhwan yang ku kagumi, Muhammad Idris dan ketika ku lihat ia berjalan mendekat maka aku pun yakin bahwa ia lah yang memanggilku dan terjadilah percakapan singkat antara aku dan dia.
“adek?” begitu sapanya.
“iya, kenapa kak?” jawabku.
“ndak. Cuma mau tanya yang nganter tadi Papanya ya?”
“iya, kak kenapa memangnya?”
“oh, Kakak suka loh sama Papanya. Kakak sering lihat Papanya adek ke masjid terus kumpul sama para ustadz yang lain”
“oh, iya Papa memang sering kumpul kek gitu, oh iya Kakak pernah buat video motivasi ya?”
“ya dek, adek tahu dari mana kalau Kakak pernah buat video motivasi?”
“adek tahu karena videonya Kakak gak sengaja kecopy sama adek waktu minta film sama yuk Devi”
“oh iya videonya sudah adek tonton belum?”
“sudah kak tapi gak sampe habis”
“oh jangan lupa ditonton sampai habis ya dek?”
“iya kak”
“iya, kenapa kak?” jawabku.
“ndak. Cuma mau tanya yang nganter tadi Papanya ya?”
“iya, kak kenapa memangnya?”
“oh, Kakak suka loh sama Papanya. Kakak sering lihat Papanya adek ke masjid terus kumpul sama para ustadz yang lain”
“oh, iya Papa memang sering kumpul kek gitu, oh iya Kakak pernah buat video motivasi ya?”
“ya dek, adek tahu dari mana kalau Kakak pernah buat video motivasi?”
“adek tahu karena videonya Kakak gak sengaja kecopy sama adek waktu minta film sama yuk Devi”
“oh iya videonya sudah adek tonton belum?”
“sudah kak tapi gak sampe habis”
“oh jangan lupa ditonton sampai habis ya dek?”
“iya kak”
Percakapan antara aku dan dia pun berakhir karena aku harus segera ke kelas untuk piket dan bel sekolah pertanda pelajaran akan dimulai pun akan segera dibunyikan aku dan dia pun berjalan menjauh menuju kelas masing–masing. Hari berikutnya, ketika KBM SIANG (kegiatan belajar mengajar siang) berlangsung saat aku hendak ke luar kelas memanggil guru yang akan mengajar di kela ku X.4 salah satu Kakak tingkatku yang bernama ayu Winda memanggilku, aku pun segera mendekat.
“adek, Dinda?” begitu sapanya padaku.
“iya kenapa yuk?” jawabku.
“ah, ndak Cuma mau bilang boleh minta nomor handphonenya nggak?”
“oh, iya boleh ini nomornya yuk 0877950xxxxx?”
“makasih ya dek”
“iya sama–sama yuk?”
“iya kenapa yuk?” jawabku.
“ah, ndak Cuma mau bilang boleh minta nomor handphonenya nggak?”
“oh, iya boleh ini nomornya yuk 0877950xxxxx?”
“makasih ya dek”
“iya sama–sama yuk?”
Ketika aku akan berjalan menjauh untuk memanggil guru ayuk Winda pun kembali memanggilku dan ia pun berkata.
“adek Dinda sini bentar” kata yuk Winda.
“iya ada perlu apa yuk?”
“ndak, Cuma mau bilang kalau yang minta nomornya adek bukan ayuk tapi”
“bukan ayuk? terus siapa?” tannyaku.
“emm. Tapi jangan bilang siapa–siapa ya dek” pintanya padaku.
“iya, jadi siapa yang minta?”
“sebenernya yang minta Kak Idris tapi jangan kasih tahu sama yang lain ya” bisiknya kepadaku.
“oh jadi Kak Idris? iya yuk gak bakal dikasih tahu kok”
“adek Dinda sini bentar” kata yuk Winda.
“iya ada perlu apa yuk?”
“ndak, Cuma mau bilang kalau yang minta nomornya adek bukan ayuk tapi”
“bukan ayuk? terus siapa?” tannyaku.
“emm. Tapi jangan bilang siapa–siapa ya dek” pintanya padaku.
“iya, jadi siapa yang minta?”
“sebenernya yang minta Kak Idris tapi jangan kasih tahu sama yang lain ya” bisiknya kepadaku.
“oh jadi Kak Idris? iya yuk gak bakal dikasih tahu kok”
Setelah percakapan itu selesai dan ketika aku tahu bahwa yang meminta nomor handphoneku adalah ikhwan yang selama ini aku kagumi rasa penasaran pun hadir di hatiku, aku jadi penasaran dan bertannya–tannya pada diri sendiri, ada perlu apa dia dengan ku? hingga ia meminta nomor handphoneku?
Pada malam harinya handphoneku pun bergertar tanda ada satu pesan masuk dan anehnya aku tak mengenali nomor itu, dan ketika aku tanya siapakah pemilik nomor itu ternyata nomor itu adalah nomor ayuk Winda Kakak tingkatku yang tadi siang meminta nomor handphoneku, ia pun memberi tahuku kalau Kak Idris akan sms ketika UTS atau MID selesai. Tak lama setelah itu handphoneku kembali bergetar tanda ada satu pesan masuk dan anehnya lagi aku tak mengenali siapa pemilik nomor itu, tetapi setelah aku membaca pesan dari nomor baru itu aku pun mengetahui bahwa pesan itu dari ikhwan yang selama ini selalu aku kagumi. Muhammad idris.
Isi pesan:
“assalamualaikum? adek ini Kakak, Kak Idris maaf ya tadi ndak minta langsung sama adek, oh iya adek jangan takut ya Kakak minta nomor handphone adek cuma pengen kenal adek lebih deket boleh ndak? Maaf ya kalau sudah ganggu?”
Dengan semangat dan senyum di pipiku, aku pun membalas sms darinya.
“waalaikumsalam? iya kak ndak apa-apa kok, kak boleh kalau emang cuma mau kenal lebih deket”
Tak lama setelah itu smsku pun dibalas olehnya.
“Alhamdulillah baguslah kalau boleh makasih ya dek, oh iya sebenernya masih pengen ngobrol dan sms-an sama adek tapi berhubung besok masih UTS jadi harus belajar dulu, lain kali kalau ada waktu kita ngobrol lagi ya dek, selamat belajar, assalamualaikum”
Ketika aku membalas sms darinya dan menjawab salamnya obrolan aku dan dia pun berakhir dan kami pun sama–sama belajar untuk menghadapi UTS besok.
“assalamualaikum? adek ini Kakak, Kak Idris maaf ya tadi ndak minta langsung sama adek, oh iya adek jangan takut ya Kakak minta nomor handphone adek cuma pengen kenal adek lebih deket boleh ndak? Maaf ya kalau sudah ganggu?”
Dengan semangat dan senyum di pipiku, aku pun membalas sms darinya.
“waalaikumsalam? iya kak ndak apa-apa kok, kak boleh kalau emang cuma mau kenal lebih deket”
Tak lama setelah itu smsku pun dibalas olehnya.
“Alhamdulillah baguslah kalau boleh makasih ya dek, oh iya sebenernya masih pengen ngobrol dan sms-an sama adek tapi berhubung besok masih UTS jadi harus belajar dulu, lain kali kalau ada waktu kita ngobrol lagi ya dek, selamat belajar, assalamualaikum”
Ketika aku membalas sms darinya dan menjawab salamnya obrolan aku dan dia pun berakhir dan kami pun sama–sama belajar untuk menghadapi UTS besok.
Setelah UTS selesai dan tak terasa aku dan Kak Idris pun semakin dekat dia begitu baik padaku dia mengajariku banyak hal yang baik dan membawa pengaruh positif dalam hidupku, dan dia selalu ada untuk menjadi pendengar yang baik ketika aku bercerita tentang banyak hal kepadanya. Hingga pada suatu hari ia mengungkapkan perasaannya kepadaku, awalnya aku kecewa padanya karena aku sudah berjanji pada diriku sendiri dan pada kekasih sejatiku bahwa aku tak akan berpacaran karena ku tahu pacaran adalah salah satu cara mendekati zina, sedangkan allah swt melarang hambanya untuk mendekati zina.
Tetapi untungnya Kak Idris adalah lelaki yang saleh dan ia tahu bahwa pacaran adalah salah satu bentuk yang mendekati zina, dan dia tak pernah menanyakan apa komentarku atas pengakuan perasaannya terhadapku, karena ia tahu aku tidak mau menjalin hubungan yang tidak disukai allah walau mungkin seringkali duniaku terasa sepi namun tidak untuk hatiku, karena di hati ini selalu ada allah yang manghiasi dan menemaniku dengan belaian cinta dan kasihNya yang tiada batasnya. Dan walau aku tak pernah menyatakan perasaanku kepadanya bahwa aku juga memiliki perasaan yang sama kepadanya ku rasa ia pun mengerti bahwa aku juga mempunyai rasa yang sama kepadanya.
Tetapi singkatnya pertemuan antara aku dan Kak Idris adalah hal yang membuatku sedih karena Kak Idris adalah siswa kela XII dan beberapa hari lagi ia akan mengikuti ujian nasional itu artinya ia akan segera lulus dari SMA N 1 TEBING TINGGI. Oh allah, betapa sedihnya aku setiap kali mengingat hal itu, akan sangat menyakitkan dan memilukan bagiku jika harus berpisah dengannya, namun biarlah ku ikhlaskan kau pergi menggapai cita–cita dan harapanmu.
Wahai pangeranku yang selalu menyinari gelapnya malamku seperti bintang di langit yang indah dan matahari yang selalu memberi cahaya hangatnya yang selalu membuatku nyaman
mungkin nanti aku akan merindukan senyumanmu yang tulus dan merindukan cahya hangatmu.
untuk mu: Muhammad idris (riyadhoh)
mungkin nanti aku akan merindukan senyumanmu yang tulus dan merindukan cahya hangatmu.
untuk mu: Muhammad idris (riyadhoh)
Janganlah bersedih jikalau perpisahan itu telah tiba, tetapi tersenyumlah, tunjukkan padaku bahwa kau mampuh menyinariku seperti halnya bintang yang jauh di langit sana. Yakinlah akan janjiNya itu pasti bahwa segala sesuatu itu akan indah pada waktunya. Walau mungkin nanti aku dan kamu akan saling melupakan seiring berjalannya waktu namun biarlah, semua ini menjadi kisah kau dan aku.
Seperti yang kau bilang, kisah tentang dua hati yang mencari keridhoan rabbnya. Takut akan murkanya dan rindu akan surganya. Sementara cinta di dada senantiasa berusaha dan berjuang demi keselamatan bahteranya. Cinta kamu, aku, dan mereka semua akan berlabuh kepada yang satu yang esensial. Allah swt, uhibbuk fillah. Semoga Allah swt selalu melindungimu dan memberkahimu, menjaga hatimu, dan memberimu kemudahan, dan kelancaran dalam segala urusan.
Cerpen Karangan: Dinda Septiara Menaka
Facebook: Dinda Septiara Menaka
Nama: dinda septiara menaka
Kelas: X
Hobi: membaca, menulis dll
TTL: TEBING TINGGI 05 -09-1999
assalamualaikum :)
syukron katsiran ya karna udah baca cerpen pertama ku harap maklum jika ada kata–kata yang tidak nyambung karena masih dalam tahap pembelajaran, akhir kata saya ucapkan wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatu, see you later :)
Facebook: Dinda Septiara Menaka
Nama: dinda septiara menaka
Kelas: X
Hobi: membaca, menulis dll
TTL: TEBING TINGGI 05 -09-1999
assalamualaikum :)
syukron katsiran ya karna udah baca cerpen pertama ku harap maklum jika ada kata–kata yang tidak nyambung karena masih dalam tahap pembelajaran, akhir kata saya ucapkan wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatu, see you later :)

0 Response to "Kisah Dua Hati Yang Mencari Keridhoan Rabbnya"
Post a Comment