Kisah Nyata : Seorang Santri Menikah Dengan Jin,Astahgfirullah

Ini adalah kisah nyata kenasiban kawan saya. Atas pemintaan yang bersangkutan namanya minta di rahasiakan. sehingga sebut saja namanya Ahmad. Ahmad adalah Seorang Santri yang adalah murid dari almarhum syekh habib syarwani mengaku telah menikah dengan wanita muslimah dari bangsa jin. Bahkan kenasiban rumah tangganya telah berlangsung harmonis selagi 8 tahun. Bukan itu saja Ahmad juga menikah dengan wanita dari manusia sebab istri jinnya memperbolehkan dirinya berpoligami. ckckck..


Ditawari Menikah dengan Jin

 ahmad adalah seorang kasyaf yaitu dapat menonton sesuatu  di dunia gaib. Menurut Ahmad, sebuahmalam, gurunya didampingi berbagai muridnya, menawarinya sesuatu: “Ahmad, ini ada Jin Muslim diantara kita, namanya Syekh Maulawi. Ia berusia 400 tahun. Ia mempunyai putri namanya Fatimah, umurnya 200 tahun. Fatimah tetap gadis. Syekh Maulawi berminat padamu, pada keshalehanmu serta kekuatanmu dalam memegang teguh agama. Kami semua disini sepakat memperkenalkan padamu untuk melamar Fatimah binti Maulawi. Bagaimana pendapatmu? Silahkan fikirkan serta pertimbangkan.”

 Pasti Ahmad kaget luar biasa. “Menikah dengan jin?” Tak sempat terbayang sedikitpun dalam nasibnya bakal menikah dengan jin. Ini sangat mengagetkan serta baru mengalami tawaran semacam ini. Mendengar pun, pernikahan antar manusia serta jin, belum pernah. Mau menolak, ia sangat takzim pada Syekh sebagai gurunya lahir batin sejak nasibnya. Menyebutkan mau juga tak terbayang bagaimana jadinya nanti. Wajar ia sangat bimbang. Kamu juga bakal bimbang ditawari sesuatu yang tak lebih berkenan oleh seseorang yang sangat Kamu hormati. Ya kan?? Mau ditolak, Kamu sangat hormat padanya. Syusyah ….!! Demikian pula yang terjadi pada Ahmad. Dalam kebingungannya, ia mendesah:
 “Menurut Syekh bagaimana?”
 “Ini hanya tawaran. Bersedia syukur, tak pun tak apa-apa.”
 “Menurut Islam bagaimana? Saya kan manusia.” Tanya Ahmad lagi ingin tahu bagaimana dari aspek hukum agama.
 “Tidak ada larangan.” Jawab gurunya pendek.

 Pikiran Ahmad tetap terus digayuti kebingungan. Selagi berbulan-bulan sejak ia dapat berdialog dengan gurunya tersebut dengan cara ruhani, Ahmad telah terbiasa menonton jin. Oleh jin-jin kafir yang kurang baik rupa, yang wajahnya semrawut, tak beraturan, tak jarang sekali menggoda perjalanannya supaya niatnya menemui serta berguru terhadap Syekh Syarwani mundur, batal serta tak jadi. Ini adalah ujian beratnya. Ia wajib mengalahkan godaan-godaan makhlus halus itu. Awalnya, kaget hebat serta sangat takut ketika ia sanggup menonton sosok jin-jin itu. Ada yang menertawakan perjalannya sambil bergelantungan di sebuah pohon di tengah malam, ada yang menghalangi jalan kakinya, ada yang menumpangi motor yang dikendarainya di jok belakang, ada yang menebarkan aroma busuk, ada yang menyerupai wanita cantik serta telanjang bulat mengajaknya bersetubuh, ada yang menirukan suara ibunya terbuktigil-manggilnya ketika sedang berlangsung. Semua itu terjadi antara jam 11.30 malam hingga jam 04.00 subuh ketika ia tengah berlangsung menemui gurunya disebuah tempat yang disepakati.

 Lama-kelamaan matanya sehingga biasa serta tak kaget menonton jin-jin penggoda itu. Mereka rutin timbul setiap malam di tengah perjalanan ketika Ahmad menemui gurunya di tempat tersebut. Mereka menggoda serta menakut-nakutinya. Oleh keyakinannya terhadap Allah, bahwa mereka lebih rendah dari manusia, Ahmad tak takut bahkan terus berani mengusirnya serta bahkan tak jarang menantangnya untuk tarung sebab kesalnya. Tak sedikit jin-jin penggoda itu kabur, mangpret, ngacir ketakutan seusai dibacakan ayat-ayat Qur’an semacam ayat kursi serta lainnya.

 Namun, bukan hanya jin kafir yang kurang baik-kurang baik rupa itu yang dirinya lihat. Tak jarang juga jin-jin Muslim menyapanya. Mereka ini sosoknya lain. Tubuhnya ada yang wangi, bersih, tampan serta cantik, tapi ukurannya tinggi-tinggi serta besar-besar. Umurnya ratusan tahun. Ada yang sedang memegang tasbih berdzikir terhadap Allah, ada yang sedang khusyu beribadah serta sebagainya. Menonton mereka, Ahmad telah biasa. Namun, ditawari melamar dengan jin yang tak sama

jasad, beda dunia, beda alam, sama sekali tak sempat terbayangkan olehnya.

 Akhirnya bakti serta hormat pada gurunya mengalahkan keraguan dirinya. Bagi Ahmad, Syekh Habib Syawani di alam ruh, atas izin Allah, tetap mengajarkan ilmu serta telah membukakan kasyafnya, yang membikinnya dapat menonton serta berdialog langsung dengannya. Ahmad akhirnya ikhlas serta pasrah. Pendek cerita, proses pernikahan pun dilangsungkan. Disaksikan gurunya serta ruh-ruh yang hadir, dengan suasana sangat khidmat, Ahmad dinikahkan dengan Fatimah binti Maulawi, seorang gadis jin Muslimah, berusia 200 tahun. Mas kawinnya? Lumayan hanya membaca surat Al-Fatihah. Pasti saja, jin tak perlu materi. Mertuanya bernama Syekh Maulawi adalah jin yang sangat dihormati di kalangan jin Muslim di alamnya. Resmilah mereka sebagai pasangan suami istri.

 Bagaimana fotoan serta kesan Ahmad mengenai Fatimah, istrinya di alam jin itu? Ia menceritakannya terhadap saya. “Ia menggunakan kerudung serta masya Allaah … cantiknya luar biasa. Tubuhnya harum. Tingginya kurang lebih 4 meter. Seusai nikah, saya terbuktiilnya ummi, dirinya terbuktigil abi. Sikapnya tawadhu hebat terhadap suami, bahasanya santun, sifatnya halus serta kecantikannya belum sempat saya lihat di alam manusia. Saya belum sempat menonton wajah secantik itu.”

 Kemarin hari dari itu, Ahmad bercerita mengenai bulan madunya. Mesikipun tinggi Fatimah kurang lebih 4 meter, tapi ketika bermanfaat sebagai istri serta menemui suaminya, ia mengubah ukurannya menjadi ukuran manusia biasa, normal. Sebuahsaat, Ahmad mengawali ceritanya, ia diajak Fatimah berlangsung-jalan, berkeliling ke alamnya. Alam jin tak jauh tak sama dengan alam manusia. Ada pengajian, ada sekolah, kampus, masjid serta bangunan-bangunan lain. Sama dengan manusia, mereka mempunyai peradaban. Tapi, itu kebudayaaan jin. Bedanya, bentuknya aneh-aneh, tak sama dengan di alam manusia. Ahmad sangat sadar atau bukan mimpi. Selagi berkeliling, perasaannya dipenuhi oleh faktor yang aneh serta aneh, takjub serta takjub, heran serta heran atas apa yang dialaminya di alam yang tak sama. Akhirnya ia tiba di sebuah rumah, nyatanya rumahnya Fatimah. Tinggi, luas, bentuknya aneh, tak semacam rumah yang ada di alam manusia. Kamar Fatimah harum serta bersih. “Barang-barang” tertata rapih. Di atas tempat tidur, mereka ngobrol serta bercumbu. Tidak hanya sangat cantik, badan Fatimah tercium harum serta bercahaya. Maklum ia jin yang taat ibadah. Singkatnya, aneh juga, Ahmad merasakan kepuasan persis semacam dengan manusia, bahkan lebih. Kata Ahmad, Fatimah tak bakal sempat hamil. Persenggamaan jin serta manusia tak bakal mengasilkan kehamilan, sebab perbedaan zat makhluk. Manusia makhluk fisik, sedangkan jin makhluk non fisik atau makhluk ghaib.

 Sejak itu, kata Ahmad, Fatimah rutin datang dimana Ahmad memerlukannya. Ngobrol berdua dengan penuh santun serta etika sebagai istri yang shaleh, sun tangan, menunduk serta tak sempat bersuara keras. Saling mengingatkan beribadah terhadap Allah. Saling menasehati untuk sabar dalam menghadapi persoalan masing-masing. Tak ada suasana sedikit pun dari Fatimah mendominasi Ahmad dari istri aslinya yang manusia, yaitu istri pertamanya. Bahkan, dalam tak sedikit peluang, Fatimah rutin mendorong Ahmad untuk harmonis dengan istrinya serta anak-anaknya, menyayangi serta memperhatikan keluarga. Kehadiran Fatimah, tak sedikitpun menggangu kehadiran keluarga Ahmad sebab tak ada nafkah yang wajib dikeluarkan, tak ada waktu yang terambil. Nafkahnya paling do’a. Perhatiannya bukan bentuk fisik, tapi ruhani. Kemana Ahmad pergi, Fatimah dapat dipanggil serta datang, atau ia yang datang sendiri. Makanan Fatimah sebagai jin Muslim serta makhluk adalah saripati-saripati makanan. Pernikahan itu saat ini telah berusia lima tahun lebih. Hingga kini tetap saja rukun serta damai. Ahmad merasa sangat tersanjung, demikian juga Fatimah. Terhadap istri pertamanya, Ahmad tak sempat menceritakan momen “poligaminya.” Ini pengalaman subyektif yang susah diceritakan serta susah orang bakal percaya. Menceritakan pada istrinya jangan-jangan malah minta cerai sebab dianggap telah sesat. Itukan merusak. Minimal pasti bakal memunculkan gangguan hubungan keduanya.  Ahmad serta Fatimah hingga saat ini, keduanya adalah murid Syekh Habib yang hingga kini tak jarang hadir dalam pengajian yang berisi nasehat-nasehat gurunya tersebut, pasti pengajian dengan cara ruhani, yang orang awam semacam kami tak bakal dapat memahaminya.

 Kisah ini sungguh hebat buat saya, biarpun hingga kini saya tetap bimbang antara percaya serta tak ? gimana menurut kamu ?

0 Response to "Kisah Nyata : Seorang Santri Menikah Dengan Jin,Astahgfirullah"

Post a Comment